Tampilkan postingan dengan label Proxmox. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Proxmox. Tampilkan semua postingan

Cara Menambahkan Guest OS Baru di Proxmox VE 3.0

Ini merupakan kelanjutan dari artikel kemarin yang membahas mengenai langkah-langkah instalasi Proxmox VE 3.0.

Setelah kalian berhasil menginstall Proxmox di server, selanjutnya tentu kalian harus membuat server-server Guest baru di dalamnya. Karena sebenarnya server Guest inilah yang akan kalian gunakan sebagai "the real" server nantinya. Misalnya kalian ingin membuat 3 buah server Guest yang masing-masing berperan sebagai Mail Server, Active Directory, dan Webserver, dan seterusnya.

Disini saya akan memberikan contoh bagaimana cara membuat sebuah server Guest baru. Server ini nantinya akan saya isi dengan OS Ubuntu Server 12.04 LTS.

1. Loginlah sebagai user root di control panel Proxmox kemudian klik tombol Create VM di pojok kanan atas halaman control panel.


2. Isi pada kolom Name dengan hostname server baru yang ingin dibuat. Pada bagian lainnya tidak perlu diubah.


3. Karena Ubuntu 12.04 sudah menggunakan kernel 3.xx maka saya disini memilih Linux 3.xx sebagai tipe OSnya.


4. Untuk CD Installer yang akan kita gunakan untuk menginstall OS baru ini, kita masukkan saja ke CD/DVD ROM asli dari server Proxmox kita. Jadi si server guest ini akan membaca CD/DVD ROM asli dari server Proxmox kita. Pilih Use Physical CD/DVD Drive.


5. Pada bagian Harddisk tidak ada yang perlu dirubah kecuali saya memilih SATA pada tipe harddisk dan angka 1 pada jumlah harddisk. Jika kalian ingin mengcustom sendiri konfigurasi harddisk kalian, bebas-bebas saja. Selanjutnya tinggal klik Next.


6. Untuk CPU tidak ada yang perlu diubah kecuali kalian ingin mengcustomnya sendiri (seperti jumlah core, dll).


7. Selanjutnya adalah konfigurasi RAM. Kalian bisa memilih metode pengalokasian memori secara tetap atau dinamis. Disini saya memilih metode tetap dengan besarnya memori 512MB.


8. Terakhir pastikan bahwa konfigurasi jaringan kalian adalah mode bridge ke interface vmbr0. Ini bertujuan agar si server guest bisa juga berhubungan dengan jaringan nyata si server proxmox.


9. Selanjutnya akan tampil review dari seluruh konfigurasi yang telah kalian buat. Klik Finish.


10. Untuk menjalankan si server guest, kalian tinggal klik kanan > Start pada menu server guest yang telah muncul.


Pastikan bahwa muncul pesan status OK pada bagian bawah halaman proxmox.



Catatan : Jika terjadi error : No accelerator found! pada saat menjalankan server guest, maka kalian perlu mendisable fitur KVM hardware virtualization dengan cara mengklik 2 kali pada menu server guest, lalu pada tab option kalian klik dua kali lagi menu KVM hardware virtualization. Hilangkan centangnya.


11. Untuk melihat tampilan dari server guest yang telah kalian jalankan, kalian bisa mengklik kanan > Console pada menu server guest yang sudah dibuat. Selanjutnya kalian tinggal menginstall si server guest seperti instalasi Ubuntu Server pada komputer asli pada umumnya.



Catatan : Untuk melihat tampilan melalui console, pastikan bahwa browser yang kalian pakai sudah mempunyai plugin java player. Kalian bisa install terlebih dahulu plugin tersebut. Untuk Ubuntu, kalian bisa melihat artikel saya yang ini :  Install Java Plugin di Firefox Ubuntu

Semoga bermanfaat :)

Langkah-Langkah Instalasi Proxmox VE 3.0

Proxmox mulai populer belakangan ini. Dengan maraknya konsep cloud computing, maka sudah sepatutnya kita juga mencoba OS yang satu ini. Proxmox merupakan distro Linux berbasis Debian yang bertujuan untuk dapat menjalankan berbagai macam virtual OS didalamnya. Konsepnya sih semacam aplikasi Virtualbox atau VMWare. Namun jika kalian ingin mengetahui apa itu Proxmox secara lebih jelas, silahkan langsung merujuk ke situs resminya di www.proxmox.com.

Mari kita mulai saja proses penginstalasian Proxmox.

Spesifikasi Komputer

Intel Core i3
RAM 4GB
HDD 80GB

Catatan : Proxmox hanya bisa diinstall di komputer yang berasitektur 64 bit.

Persiapan

1. Download terlebih dahulu installer Proxmox melalui situs resminya : https://www.proxmox.com/downloads. Pilihlah yang Proxmox VE ISO Installer.
2. Setelah terdownload, silahkan burn iso tersebut kedalam CD/DVD.

Tahap Instalasi

1. Booting lah komputer kalian melalui CD Installer Proxmox yang sudah kalian miliki. Jika berhasil maka kalian akan mendapati tampilan seperti berikut :


Tekan Enter.

2. Pilih I Agree pada tampilan persetujuan lisensi.


3. Disini kalian akan diperingatkan bahwa seluruh harddisk kalian akan di bantai untuk proxmox. Jadi jangan pernah mempraktekkan instalasi Proxmox di komputer yang memang masih banyak data penting di Harddisknya. Jika sudah siap, pilih Next.



 4. Selanjutnya isilah bagian negara dan zona waktu, jika sudah klik Next.


5. Isikan password beserta email untuk akun root (administrator) dari Proxmox. Password minimal harus 8 karakter dengan gabungan huruf, simbol, dan angka. Klik Next.


6. Disini isikan dengan konfigurasi jaringan yang kalian inginkan sesuai dengan topologi jaringan yang kalian miliki. Untuk Hostname itu bebas saja diisi dengan gabungan nama hostname.dan.domain.


7. Kemudian silahkan tunggu hingga proses instalasi selesai.


8. Jika sudah, maka kalian akan mendapati halaman seperti berikut. Klik Reboot untuk merestart komputer kalian.


Sampai sini proses penginstalasian telah selesai. Untuk mengakses control panel dari Proxmox yang berbasis web, kalian tinggal arahkan melalui browser ke alamat server Proxmox dengan port 8006, yaitu https://192.168.0.16:8806. Gantilah 192.168.0.16 dengan ip server kalian masing-masing.

Catatan : Jika muncul peringatan bahwa alamat yang akan kalian kunjungi berbahaya, abaikan saja. Pilih I Understand the Risk kemudian Confirm Security Exception jika kalian menggunakan Mozilla Firefox.

Jika berhasil, kalian akan diminta untuk memasukkan username dan password. Isikan username dengan root, sedangkan passwordnya adalah password yang sudah kalian buat pada saat instalasi.



Semoga bermanfaat :)

Konfigurasi Clustering di Proxmox


Hiya...ketemu lagi di blog Tutorial Linux Ubuntu Berbahasa Indonesia. Sekarang kita akan berbincang-bincang mengenai Proxmox Virtual Environment. Artikel ini sementara hanya untuk tutorial clustering proxmox saja dulu. Untuk yang lainnya akan saya jelaskan di artikel lain Insya Allah.
High Avalability saat ini sudah menjadi sebuah keharusan untuk sebuah IT Service, karena ini akan menentukan kelancaran proses transaksi. Sekali saja ada downtime meskipun hanya sekian detik, maka bersiap-siaplah orang IT untuk di bully :D

Linux sebenarnya mempunyai umur yang lebih panjang daripada Windows, selain itu juga dari tingkat kestabilan Windows juga kalah. Pada umumnya Linux memang memegang posisinya sebagai OS Server terbaik dimata para IT Engineer dan IT Administrator. Namun OS yang se-stabil apapun dan sepanjang apapun umurnya jika sang admin kurang terampil mengendalikan-nya tetap saja percuma.

Ditengah berbagai polemik mengenai High Availability, Proxmox hadir dengan menawarkan banyak solusi. Saat Proxmox hadir, seolah-olah menghentikan permasalahan downtime yang terjadi. Selain menawarkan solusi High Avaialibility, Proxmox juga mempunyai berbagai keunggulan. Diantaranya :
  • Manajemennya sangat user friendly, bisa diakses dari web.
  • Menyediakan dua mode virtualisasi: OpenVZ dan KVM. OpenVZ adalah kernel level virtualization khusus Linux, yang dijamin cepat serta hemat sumber daya. Sementara itu KVM menyediakan hardware level virtualization yang lebih lambat dan rakus sumber daya, namun lebih aman dan fleksibel untuk berbagai platform.
  • Proxmox bisa jadi Clustering dengan manajemen terpusat
  • Pada versi 3.0 ada fitur tambahan seperti Cloning VM, Convert to Template, serta menghilangkan beberapa bug seperti ketika kita membuka konsol VM tombol TAB tidak berfungsi seperti harapan kita. Pada versi 3.0 Bug itu telah hilang.
  • Pada versi 3.0 juga web console nya sudah tidak menggunakan apache lagi, jadi ketika kita mengetikan IP Address Server proxmox kita, tidak akan terbuka. kecuali anda mengetikkan alamat lengkap-nya, tentunya ini membuat Proxmox kita lebih aman.
Baik, langsung saja kita akan praktekan cara mengkonfigurasi cluster di proxmox dengan skenario sebagai berikut :

IP Address Server Proxmox 1 = 10.1.1.10 (NODE1)
IP Address Server Proxmox 2 = 10.1.1.20 (NODE2)

Langkah berikutnya kita akan masuk ke Server Proxmox 1 dan mengetikkan perintah ini :
pvecm create clusternodes
Jika sudah lihat dengan perintah pvecm status untuk melihat apakah service pve-cluster nya sudah aktif atau belum. Jika sudah outputnya akan seperti ini :
Version: 6.2.0
Config Version: 3
Cluster Name: clusternodes
Cluster Id: 44340
Cluster Member: Yes
Cluster Generation: 8
Membership state: Cluster-Member
Nodes: 1
Expected votes: 1
Total votes: 1
Node votes: 1
Quorum: 1
Active subsystems: 5
Flags:
Ports Bound: 0
Node name: imtvm1
Node ID: 1
Multicast addresses: 239.192.173.225
Node addresses: 10.1.1.10

Sekarang keluar dari Server Proxmox 1 dan masuk ke Server Proxmox 2, lalu ketikkan perintah ini :
pvecm add 10.1.1.10
Untuk menampilkan nodes yang terintegrasi bisa memasukkan perintah ini :
pvecm nodes

Node Sts Inc Joined Name
1 M 156 2011-09-05 10:39:09 node1
2 M 156 2011-09-05 10:39:09 node2
Sampai disini konfigurasi clustering di Proxmox sudah selesai. Di postingan berikutnya, akan saya tuliskan mengenai Live Migration di Proxmox.

Semoga bermanfaat,
Salam penguin! :)

Menjalankan Proxmox dengan single IP Public

Selamat datang lagi di halaman Tutorial Linux Ubuntu Berbahasa Indonesia, kali ini saya akan menjelaskan tentang bagaimana cara konfigurasi Proxmox VE dengan single IP Public.
http://tutorialubuntuindonesia.blogspot.com

Secara default networking configuration pada proxmox adalah bridge. Dimana eth0 akan di bridge ke sebuah interface bernama vmbr0. Berikut ini adalah konfigurasi default networking pada proxmox :
auto lo
iface lo inet loopback
auto vmbr0
iface vmbr0 inet static
    address xxx.xxx.xxx.xxx
    netmask xxx.xxx.xxx.xxx
    gateway xxx.xxx.xxx.xxx
    bridge_ports eth0
    bridge_stp off
    bridge_fd 0
Seandainya kita memiliki 1 IP Publik didalam proxmox, lalu kita ingin supaya IP tersebut dapat digunakan juga oleh banyak VM didalam proxmox. Dalam tulisan ini akan saya coba jelaskan langkah-langkahnya. Pertama kita asumsikan IP Publik yang kita miliki adalah "192.168.1.1" dan IP VM kita harus berupa ip private, kita asumsikan IP untuk VM kita adalah 10.1.1.0. Maka konfigurasinya akan kita rubah menjadi seperti ini :
# network interface settings
auto lo
iface lo inet loopbackauto eth0
iface eth0 inet static
    address  192.168.1.1
    netmask  255.255.255.0
    gateway  192.168.1.2
    post-up echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/conf/eth0/proxy_arp

iface eth1 inet manual

auto vmbr0
iface vmbr0 inet static
    address  10.1.1.1
    netmask  255.255.255.0
    bridge_ports none
    bridge_stp off
    bridge_fd 0

    post-up echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
    post-up   iptables -t nat -A POSTROUTING -s '10.1.1.0/24' -o eth0 -j MASQUERADE
    post-down iptables -t nat -D POSTROUTING -s '10.1.1.0/24' -o eth0 -j MASQUERADE
Pada konfigurasi seperti itu, eth0 akan berperan sebagai penghubung antara proxmox,vm, dan internet. Sedangkan vmbr0 bisa dianalogikan sebagai router, atau gateway. Dimana dia memiliki sebuah IP Private "10.1.1.1" dengan netmask "255.255.255.0". Ketika proxmox baru menyala, dia akan membagikan akses internet dari "eth0" kepada subnet IP "10.1.1.0/24". Dan ketika akan mati, proxmox akan menghapus rules masquerade-nya.
Selanjutnya, misalnya kita memiliki 2 VM didalam proxmox tersebut. Tentu saja mereka harus memiliki IP address bukan? :D
Disini yang menarik, karena kita pasti akan membutuhkan akses ssh kepada kedua VM. Kita beri konfigurasi networking default saja kepada keduanya seperti biasanya. Tidak perlu mengubah-ubah networking konfigurasi mereka. Cukup beri mereka IP address. Misalnya,

VM1 = 10.1.1.2/255.255.255.0
VM2 = 10.1.1.3/255.255.255.0
Selalu ingat, tidak ada yang perlu kita rubah dari kedua VM tersebut karena kita akan menambahkan rule "iptables" pada sisi proxmox. Rules tersebut akan membolehkan kita mengakses ssh ke kedua VM tersebut. Rules-ny seperti ini :
iptables -t nat -A PREROUTING -i eth0 -p tcp -m tcp --dport 10100 -j DNAT --to-destination 10.1.1.2:22iptables -t nat -A PREROUTING -i eth0 -p tcp -m tcp --dport 10101 -j DNAT --to-destination 10.1.1.3:22
iptables -t nat -A POSTROUTING -s 10.1.1.0/24 -o eth0 -j MASQUERADE
Rules pertama, ketika paket datang dari eth0 dan port 10100...akan diteruskan kepada VM1 dan port 22.
Rules kedua, ketika paket datang dari eth0 dan port 10101...akan diteruskan kepada VM2 dan port 22.
Rules ketiga, akan membolehkan berbagai transaksi dari subnet 10.1.1.0/24 ke interface eth0.
Dan selesai sudah, sekarang kedua VM kita bisa untuk di ssh. Untuk rules pengamanan di sisi proxmox maupun di vm, tentu saja Anda bisa menambahkannya sendiri sesusai kebutuhan.

Dan jangan lupa untuk menyimpan rules iptables dengan perintah :
iptables-save > /etc/iptables
Supaya kita tidak perlu men-setting ulang iptables untuk proxmox ketika restart, maka kita bisa me-restore iptables yang kita simpan. Perintahnya :
iptables-restore < /etc/iptables
Saya pribadi menyimpan perintah restore tersebut di file "/etc/rc.local (Linux)". Supaya rules ini akan dipasang ketika startup.

Sekian dulu tutorial ini.
Semoga bermanfaat,
Salam penguin! :)